Senin, 18 Mei 2015

HIRING WRITER(s)

Lee Jan Rang Fanfiction searching for someone who want post his/her fanfiction here~ Its so simple, just contact me on leejanrang@gmail.com / janranglee@gmail.com or u can contact me on twitter (personal account) , twitter (roleplayer), or twitter (official LJRF). For the format, u can ask me or see on the old post~

We are waiting for your fanficiton<3  HEARTEU~

***
Lee Jan Rang Fanfiction sedang mencari untuk seseorang yang mau membagikan fanfictionnya disini~ caranya mudah, kalian bisa mengontak saya ke leejanrang@gmail.com / janranglee@gmail.com atau bisa mengontak saya ke twitter (akun personal)twitter (roleplayer), atau twitter (LJRF resmi)

Kami menunggu fanfiction-mu<3 HEARTEU~

Look At Me

Author : Ozaa
Cast :
Ø Bae Suzy
Ø Kim myung soo
Ø Jung Soo Jung
Rated : 17+
Genre : Friends

Hay Ozaa here ^^ Cast dan Cerita adalah milik Author, untuk selebih nya adalah aliran genre semoga kalian senang, Tinggal kan RCL ! Terimakasih.

FF ini terinspirasi dari Lagu look at me, dengarkan dan pahami arti lagu ini...

***
Seorang laki-laki berkursi roda sedang duduk menghadap jendela rumah sakit yang sedang terbuka sebenar nya ia tidak melihat hanya merasakan udara yang masuk melalui jendela itu, namja itu menitih kan air mata nya dia masih memandang lurus kearah ujung di pemandangan itu yang ‘gelap’.


Gelap ? Tidak disini sangat lah tenang, terang dan indah langit sore yang indah dan udara nya yang menyapa kita, bukan kah ini indah ?

‘tok tok tok’

Seorang yeoja masuk kedalam ruang itu, ia melihat ke semua penjuru ruangan itu dan menbindik salah satu namja yang sedang berada di ruangan itu dengan kursi roda

“ahh, ada orang ternyata kkk~”

Yeoja itu mendekati namja itu dan menatap namja itu keseluruhan, bukan kah dia namja yang sempurna. Dan tak ada yang salah dari nya muka nya yang tampan dan anggota badan yang lengkap, Yeoja itu masuk kedalam kamar pasien itu dan menutup kemabli pintu kamar itu.

“maaf mengganggu mu, aku bae suzy”

Yeoja itu meulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan namja itu, tatapan namja itu masih di depan. Suzy berfikir mungkin namja ini tidak ingn berbicara pada orang yang tidak ia kenal.

“Maaf kan ku terlalu lancang, karna aku bosan jadi aku mencoba berkeliling dan mencari teman”

Ia duduk di kasur pasien itu dan menatap piring yang masih penuh dan obat yang masih ada disana, ia mengambil piring itu dan menyondorkan kan makan itu pada namja itu

“makan, kau harus cepat sembuh dan keluar dari sini”

Namja itu beusaha menjalan kan roda tempat duduk nya.

‘bug’

Dengan lekas, suzy meletakan kembali makan itu ke meja, Namja itu menabrak ranjang, suzy segera membantu mendorong namja itu dengan kursi roda nya dan membawa namja itu ke taman belakang rumah sakit ini, suzy memberhentikan kurrsi roda itu di bawah pohon besar yang sejuk angin sore terus membelai membelai mereka

“Bukankah disini indah, siapa nama mu?” Suzy menatap lekat namja yang masih memandang lurus

“Nama ku bae suzy, umur ku 20 tahun dan aku disini sudah sangat lama... sangat bosan 3tahun berada di rumah sakit ini” suzy menunduk sedih diri nya.

“jadi kau siapa ?”

Namja itu menarik napas nya berat dan melepas kan nya juga sangat berat ia menoleh ke arah suzy seakan dia tau suzy bearada disana.

“Aku kim myung soo”

Suzy tersenyum lepas ia senang akhir nya namja itu mengrespon nya, ia terus menetap wajah namja itu dengan baik, bukan kah namja ini tampan lekukan garis di muka nya sangat indah dan mata nya yang tajam.

“Jadi sudah berapa lama, berada disini ?”

Namja itu memandang lurus kedepan, ia sebenar nya malas menjawab semua pertayaan yeoja bawel dan seenak nya membawa nya ketempat yang ia tidak lihat.


“3 Minggu” ucap namja itu datar dan dan masih menatap lurus padangan nya.

“Cepat lah sembuh, dan jangan datang lagi kemari.... aku yakin disini membuat mu bosan dan muak akan bau obat-obtan”

Suzy terus terus tersenyum manis sangat lahh manis, semua suster mengakui ke cantikan seorang bae suzy

“Ya... terimakasih”

“Hay, jika ada orang yang berbicara mu tatap lah mata nya” suzy terus memperhatiakn wajah namja itu ia terus memandang lurus kedepan

“Bisa kau bawa aku kemar ku”

“Eohh... kamar mu dekat dari sini kau hanya perlu berjalan sebentar, dan sampai”

Myung memenjamkan mata nya dan menghirup napas dengan cepat

“Aku buta, bisa kau bawa aku ke kamar ku”

Suzy tersenyum, dan mendorong kursi roda myung soo menuju kamar nya. Suzy membuka kan pintu kamar itu dan mendorong kursi itu lagi masuk kedalam kamar.

“Myung soo-ssi sudah sampai, kalau begitu aku keluar”

Suzy melangkah kan kaki nya keluar kamar itu, hari demi hari suzy dan myung soo terus berteman dengan baik terkadang suzy menceritakan suasana yang berada di belakang rumah sakit ini dan juga suzy sering bertanya tentang kehidupan myung soo.

Myung soo seorang namja tunggal pewaris kim’art dia mengalami kecelakaan saat pulang dari kantor nya ketika orang tua nya tau myung soo kecelakaan dan buta orang tua myung soo, menitip kan myung soo di rumah sakit untuk di rawat hingga mereka menemukan pendonor mata yang pas untuk myung soo.

“Suzy-ah apa kau seorang suster ?"

“hmmm jika iya ?”

“Ahh pantas saja kau selalu berada disini”

“ahh iya”

“suzy ya, minggu besok aku akan operasi mata”

“Good, semoga kamu bisa melihat lagi myung soo”

“Ne, aku ingin saat pertama kali membuka mata aku melihat mu”

Suzy hanya tersenyum dan menitih kan air mata. Ia merasa pusing dan meremas kepala nya yang tertutupi oleh syal yang dililit kan.

“Myung soo-ssi aku harus berkerja kembali”

Myung soo mengagukan kepala nya, suzy keluar dari kamar itu dan badan nya tersukur di depan pintu, suster yang lewat segera membopong suzy ke kamar nya, semenjak kejadiian itu suzy tak pernah lagi datang kekamar myung soo hingga myung soo operasi pun suzy tak datang untuk menjenguk myung soo

Pintu kamar myung soo terbuka ia berharap setiap yang membuka itu adalah suzy, tapi bukan ternyata dokter kang yang datang untuk membuka penutup mata nya setelah operasi yang itu

“pagi tuan kim”

“pagi dokter kang”
“hari ini aku akan membuka penutup mata mu, baik lah ku harap kamu tenang"

Dokter kang perlahan membuka penutup mata myung soo dan membersih kan kelopak mata myung soo

“Myung soo, coba kau buka mata mu perlahan”

Myung soo membuka mata nya perlahan, dapat merasakan mata nya yang baru dan melihat dokter kang yang berada di depan nya dan suster yang sedang mengambil perlengkapan dokter lain nya.

“myung soo kamu bisa melihat ku?”

Dokter kang memeriksa mata myung soo lagi dan menyenter mata myung soo dan meneliti mata myung soo dengan baik

“myung kau bisa melihat ku kan?”

“ya, dokter kang”

Dokter kang tersenyum senang tanda nya perkerjaan nya selesai dengan baik dan bagus

“baik myung soo, semoga kau senang dengan mata mu”

“terima kasih, dokter kang”

Dokter kang keluar dari kamar myung, dan suster merapikan perlatan dokter itu.

Myung soo menatap suster itu, ia merindukan suzy yang menyapa dan penasaran siapa suzy yang tiap hari datang kekamar nya dan mengajak nya bermain.

Seharus nya yang pertama ia lihat adalah suzy, ia ingin melihat suzy biasa nya ia hanya mendengar suara suzy yang cerewet dan halus di telinga nya

“Suster?”

“Ya, tuan kim ?”

“Kau kenal suster suzy ?”

“Suzy?”

“ya, bae suzy”

“ohh, gadis cantik itu ? dia sangat cantik aku iri dengan wajah nya”

“kemana dia? Apa dia masih berkerja disini?”

“Gadis itu bukan lah suster, dia pasien disini..”

“pasien?”

“ya dia sudah berada di rumah sakit ini 3thn, dia mengidap kanker otak dan minggu kemaren ia meninggal dan jujur saja semua pasien di ruma sakit ini sangat berduka, suzy gadis yang ceria dan ramah, mungkin kerena dia bosan berada disini dia berteman dengan banyak orang disini, ahh aku terlalu banyak bicara permisi tuan kim”

Suster itu keluar myung soo menitih kan air mata nya, ia merindukan suzy yang datang dan membawa nya ke taman belakang , myung soo melangkah kan kaki nya ke taman belakang rumah sakit itu.

Myung soo tertunduk dan menangis sejadi jadi nya ia menatap pemandangan yang berada di belakang rumah sakit itu, ia melihat bukit yang hijau dan pohon yang bertengker di bukit itu, ia membayang kan disana ia dan suzy sering duduk dan mengahabis kan siang mereka bersama selama 1 bln ini

2 bln berikut nya

Myung soo berada di depan rumah, ini rumah suzy ia sudah tau semua nya ia sangat beruntung bisa bertemu dengan suzy tapi terkadang ia merindukan kehadiran suzy yang cerewet dan suara nya yang halus.

“Tok tok tok”

Myung soo mengetuk pintu yang berada di depan nya, pintu itu terbuka dan terlihat wanita paruh baya di balik pintu itu.

“ya, nuguseyo ?”

“Annyeong, nyonya bae”

“Ada keperluan apa tuan?”

“naeun kim myung soo”

“Myung soo?” Wanita itu menangis dan menatap mata myung soo itu lekat, myung soo dengan lekas memeluk erat wanita paruh baya itu

Mereka akhir nya masuk ke ruang tamu milik keluarga Bae itu, myung soo masih melihat keliling rumah itu sedang kan nyonya bae mengambil kan myung soo minum, myung memperhatikan beberapa photo keluarga kecil dengan nyonya dan tuan bae berserta sepasang remaja yang berada di samping kedua orang tua mereka, mata myung soo beralih pada figuran foto wanita berambut panjang dengan dress casual serta eyes smile di mata nya, myung soo tersenyum melihat figuran foto ia tau gadis itu.

“Itu suzy”

Myung soo segera duduk di sofa itu dan meminum teh yang telah di suguhi nyonya bae pada nya, nyonya bae terus memandang mata myung soo.

“Sangat Indah” Nyonya bae menatap manik mata myungsoo dengan sendu

Myungsoo tersenyum ramah dan menatap intens Nyonya bae dia sangat cantik dan itu diturunkanke suzy.

“Apa mata itu tidak bermasalah bagi ?”

“Tidak, Mata ini sangat membantu dan membuat ku semangat sama seperti suzy”

“Bagus lah”

Nyonya bae memejamkan mata nya dan menahan air mata nya ia tersenyum dan membuka kembali mata nya “aku harap suzy senang mendengar nya”

“Tapi saya belum mengetahui, knp suzy? Bisa sudah tiada”

Nyonya bae menarik napas nya pelan dan menghembuskan nya terasa ada sangat beban yang menimpa nya “Suzy, mengindap kanker 3thn lalu dan selama itu ia harus berusaha untuk hidup dan ia harus tinggal di Rumah Sakit itu, dia anak yang bersemangat sehingga dia tidak memikir kan rambut nya yang selalu rontok satiap saat”

Myungsoo menahan air mata nya ia sangat berterima kasih pada suzy, dan bukan itu saja suzy lah cinta pertama untuk nya.

Minggu, 17 Mei 2015

That's Not What I Want

Author : Lee Jan Rang
Cast:
- Jung Taek Woon / Leo of VIXX
- Go Eun Bi (OC) 
- Lee Jae Hwan / Ken of VIXX
Genre: Romance, Sad, Friendship

*****

Matahari terbit dari timur seperti biasanya, sinarnya mulai memaksa masuk ke dalam kamarku. Aku masih dalam keadaan yang lelah karena tugas yang menumpuk kemarin. Halo, namaku Tae Kwon. Jung Tae Kwon atau biasanya di panggil Leo. Aku hidup di kalangan keluarga yang penuh dengan kecukupan. Ayahku adalah orang terkaya ke-3 di Korea Selatan, dan ibuku bekerja di kantornya itu. Namun itu semua tidak berarti aku bahagia. Memang aku bisa membeli apapun yang aku mau, tapi sayang aku tidak dapat membeli waktu kedua orang tuaku, walau hanya sehari aja. Aku seperti anak yang kekurangan kasih sayang, kedua orangtuaku hanya menemuiku mungkin seminggu sekali, itupun hanya untuk beberapa jam. Kami tidak berbicara banyak, bahkan mereka tidak tahu apa yang selama ini aku perbuat di Universitas ku sekarang.

Aku tinggal dirumah yang mewah dikawasan Gangnam – daerah orang-orang kaya. Pelayanku ntah berapa orang, namun hanya satu yang menarik perhatianku. Namanyao Eun Bi, dia satu universitas denganku, dia termasuk anak bawang alias anak beasiswa. Universitas tempat aku bersekolah saat ini adalah universitas orang-orang kaya. Beasiswa? Aku piker itu hanya untuk anak kutu buku dan kurang berkecukupan. Tapi setelah melihat Eunbi pikiran itu ku buang jauh-jauh. Penampilan Go Eun Bi tidak se-kutu buku seperti orang kebanyakan. Dia tidak memakai kacamata, ataupun pakaian orang-orang kutu buku lainnya.

“Eun Bi, apa siang ini kau tidak ada kelas?”

“Oh? Tidak ada, kenapa Leo-ssi?”

“Ani – tidak apa-apa, aku hanya bertanya saja.”

Aku tahu dia terlihat bingung, aku sengaja hanya mengajaknya berbicara hanya untuk melihat wajah polosnya walau untuk sebentar saja. Hari ini dia memakai rok selutut dengan sweater putih dan sepatu flatnya dengan rambutnya yang diikat satu, membuat wajahnya menjadi lebih terlihat manis.

***

Saat aku sedang berjalan menuju kelasku, seseorang memanggilku dari arah belakang.

“Leo!”

Saat kulihat kebelakang ternyata Ken. Dia adalah teman baikku, aku selalu bercerita tentang apapun kepadanya, bahkan kami sudah seperti saudara, orang tuanya bekerja sebagai manager di perusahaan milik ayahku.

“Kau tahu tidak? Eun Bi mendapat ranking 3 di satu universitas!”

“Benarkah? Oh.”

Jawabku biasa, karena memang Eun Bi adalah anak yang pintar, tak perlu diragukan lagi.

“Ah kau ini! Tidak bisa kah member reaksi yang lebih baik?”

“Hei! Satu universitas juga tahu kalo dia adalah murid yang pintar!”

Kataku sembari meledeknya. Sesampainya dikelas aku mengambil kursi paling belakang agar tidak terlihat oleh Kim ssaem – guru. Tentunya agar aku bisa tidur di kelas. Aku tidak peduli dengan pelajaran ini karena bukan kesukaanku, dan akupun memang tidak terlalu bisa dalam pelajarang matematika ini, bisa dibilang aku bodoh dipelajaran ini.

2 jam berlalu dengan pelajaran membosankan, sekarang waktunya kelas sore, akhirnya aku bisa mendapatkan suatu pandangan indah didepan mataku. Yap! Go Eun Bi ada dikelas ini. Kelas kali ini adalah kelas seni, ntah mengapa aku lebih suka kedalam bidang seni dibandingkan dengan bidang lainnya, ya menurut ahli psikologi yang kutemui, aku lebih berbakat dalam bidang seni karena katanya aku kreatif. Namun ya begitulah aku, memang benar, aku lebih berbakat tentang kreatifitas.

“Ya, Leo! Pujaan hatimu telah datang”

Kata-kata ken memalingkanku serta menggangguku saat sedang asik memperhatikan Eun Bi di tepat di depanku. Aku tersenyum melihatnya walau dari belakang. Dia dan Ken lah orang yang bisa membuatku tersenyum selama ini. Sejujurnya sifatku itu dingin dan pendiam, namun jika bersama mereka aku bisa tertawa dan tersenyum. Aku tidak terlalu menyukai keramaian, aku juga tidak suka dengan orang yang selalu mendekatiku dan menganggap aku ini sahabatnya.

***

Tulis pesan kepada : 82xxxxxxxxxxxx (Eun Bi)

Eunbi cepatlah pulang, ada sesuatu yang ingin ku katakan.

Terkirim.



Aku memutuskan untuk menanyakan siapa orang yang dia suka, ah sudah lama aku menunggu ini. Kalian pasti bertanya apa alasanku melakukan ini? Saat dikelas kalian tahu bukan aku memperhatikannya terus? Namun yang kulihat tadi ia malah memperhatikan seorang lagi-lagi berambut hitam pekat dengan tampang seperti visual dari group-group yang sedang booming, lalu bertubuh tinggi. Ntah itu perkiraanku saja atau memang dia menyukainya? Aku tidak boleh kalah dengan laki-laki itu!

Saat dirumah, aku bertanya kepada Eun Bi,

“Ya Eun Bi-ya tadi aku dikelas tidak mencatat apa yang Kwon-ssaem tulis, bisakah kau meminjamkanku catatan tadi?”

“Kalau hanya itu, kenapa tidak bilang saja?”

“Karena… aku juga ingin menanyakan sesuatu.”

Aku tidak perlu basa-basi lagi untuk bertanya, rasa penasaranku ini sudah terlalu besar!

“Uhm, apa kau suka kepada Hongbin?”

Melihat wajahnya dia sedikit terkejut, namun tidak selang beberapa detik wajahnya kembali tenang.

“Itu urusanku, memang kenapa kau bertanya seperti itu Leo-ssi?”

“Tidak apa-apa sih, tadi aku hanya meliahat kau terfokus kepadanya saja.”

“Ah, begitukah?”

Keheningan melanda sekitar kami. Namun aku langsung mengusik keheningan itu dengan melontarkan pertanyaan lainnya,

“Eunbi, ciri-ciri namja – laki-laki – yang kau sukai itu seperti apa?”

Eunbi terdiam sejenak, dan memalingkan muka dariku.

“Dia….Dia itu tinggi, dingin, namun sebenarnya dia sangatlah orang yang ramah. Lebih tepatnya sangat teramat ramah.”

“Benarkah? Oh yasudah, catatanmu kupinjam dulu ya.”

Aku langsung bergegas pergi dari situ dan menuju kekamarku, tanpa kusadar senyuman tipis menghiasi ujung bibirku.

‘Pasti aku orang itu, siapa lagi namja yang dingin namun ramah kepadanya kecuali aku?’

Pikirku di dalam hati.

***

Seminggu berlalu, aku semakin dekat dengannya, kami sering bertukar cerita, bahkan aku sering pulang bersama dengannya. Ken selalu meledekku ketika aku sedang bersamanya, dan terkadang aku melihat wajah Eunbi yang memerah karena ucapan jahil dari Ken.

“Ya! – Hei – kapan kau akan menyatakan perasaanmu? Masa seorang Leo idaman para wanita satu universitas malah hanya diam ketika wanita yang dicintainya ada di depan mata?”

Aku memikirkan kata-kata Ken. Benar juga, tapi apakah bukannya terlalu cepat, kami baru saja dekat dalam waktu seminggu. Bagaimana jika ia menolakku?

“Hei! Itu tidak terlalu cepat, ya dari pada dia suka sama yang lain? Bagaimana?”

Omo?! – apa?! – Ken bisa memnbaca pikiranku atau apa? Bagaimana dia tahu apa yang aku pikirkan?

Kelas berlangsung seperti biasa, tidak ada yang spesial. Seperti hari-hari sebelumnya, para yeoja – perempuan – tetap menaruh banyak hadiah dimejaku. Aku bosan dengan semua itu, karena itu setiap hadiah yang aku tak suka, ku kasih saja ke Ken. Dari pada aku buang?

Kelas selesai sejam lebih lama karena anak-anak mendapatkan nilai dibawah nilai yang harus dicapai, ya terkecuali Eun Bi saja yang lolos, namun dia tetap berada dikelas. Benar-benar anak rajin, tidak tampak seperti wajahnya. Semakin hari dia semakin menarik perhatianku.

***

Hari yang ku nantikan akhirnya tiba, hari untuk menyatakan perasaanku!
Aku meminta bantuan ken untuk menyiapkan semua yang dibutuhkan. Tidak mewah, ya sederhana saja, dengan bunga yang dirangkai membentuk hati. Aku akan menyatakannya saat dia sampai dirumah.

***

Tulis pesan kepada : 82xxxxxxxxxxxx (Eun Bi)

Eunbi, ini penting! Sangat penting! Cepat kembali kerumah! PPALI! – CEPAT!.

Terkirim.


Setelah tak lama aku mengirim pesan itu kepadanya, dia langsung datang kerumah dengan tergesa-gesa. Sepertinya aku berlebihan dengan mengatakan itu sangat penting sampai dia kelelahan seperti ini? Tapi tunggu, tadi sepertinya aku mendengan suara motor berhenti di depan rumah? Ah mungkin orang lewat saja.

“Ada apa?”

Katanya sambil mengatur nafasnya.

“Sebaiknya kau istirahat dulu, sebentar tunggu disini.”

Aku menuju dapur dan mengambilkannya segelas air.

“Ini minumlah dulu.”

“Gumawo – terima kasih – Leo”

Katanya sambil menerima gelas berisi air sambil tersenyum tipis. Ya Tuhan senyumannya selalu membuatku meleleh bagaikan lilin yang sumbunya dinyalakan. Tak lama setelah aku memberikannya minum, keheningan terjadi di ruang tengah. Tak mau lebih lama lagi menunggu aku langsung mengambil bunga dari belakang sofa. Wajah Eun Bi terlihat bingung dan terkejut melihat rangkaian bunga besar yang disiapkan Ken dan sedang ku pegang sekarang.

“Eunbi-ya, aku ingin mengatakan sesuatu”

Seakan dia tahu apa yang mau kukatakan, dia menunduk, mungkin dia tersipu malu dan senang pikirku.

“Maukah kau menjadi kekasihku?”

Aku langsung menyatakan perasaanku tanpa perlu kata-kata lain. Dia terdiam cukup lama. Tangannya meremas bajunya seakan khawatir atau apapun itu, susah untuk ditebak.

“Leo…”

Dia memecah keheningan sesaat.

“Waeyo? – Kenapa?”

“Aku senang kau menyatakan perasaanmu padaku, tetapi maaf, sebenarnya aku sudah mempunyai kekasih…”

DEG. Seakan waktu berhenti. Seakan aliran darahku berhenti menuju jantung dan otakku. Aku terpaku. Setelah mendengar ucapannya yang dia ucapkannya begitu lembut dengan nada bersalah. Aku mencerna kata-katanya…

‘…sebenarnya aku sudah mempunyai kekasih..’

SIAPA? Bukannya selama ini dia tidak mempunyai kekasih? Apa mungkin…

“Siapa? Siapa kekasihmu itu?”
“H..Hongbin..”

Ah... rasanya hatiku terpecah menjadi kepingan-kepingan kecil, seperti kaca yang terjatuh dari bangunan tinggi.

“Tadi dia mengantarmu kesini?”

“…I..Iya..”

“Sejak kapan kalian bersama?”

“Seminggu yang lalu. Tepat setelah kau menanyakan ciri orang yang kusuka.”

“Oh, yasudah selamat yah. Ini ambil bunganya, Ken membelikannya tadi, ya tapi hasilnya tidak seperti yang ku bayangkan. Sekali lagi, selamat yah.”

Aku melangkah pergi dari situ dengan tatapan wajah dingin, menuju kekamarku. Hidupku akan seperti dulu lagi. Mungkin hanya Ken yang bisa membuatku tersenyum. Atau mungkin tidak ada seorangpun? Ah biarkan saja, aku tidak boleh larut pada kesedihan ini. Wanita bukan hanya dia di dunia ini.

Aku membaringkan tubuhku ke tempat tidur dan melihat langit-langit kamarku memikirkan apa yang baru saja terjadi. Tak memilih untuk bersedih aku langsung tertidur.


‘Terimakasih Eun Bi walau sebentar, setidaknya kau bisa membuatku tersenyum, walau akhirnya tidak seperti yang aku mau.’

***

‘You broke my heart, tissue won’t fix it – Kau melukai hatiku, tisue ttidak akan memberbaikinya’ – 200 Pounds of Beauty